Senin, 01 Juni 2015

Masih Ada Hari Esok

(01/06/2015)
Masih Ada Hari Esok
.
Orang-orang sering bilang rutinitas itu membosankan. Bagiku, rutinitas adalah suatu kewajiban.
Bangun di pagi hari. Mengucap syukur karena masih diberi kesempatan untuk bernapas pagi ini. Sebelum pergi ke kamar mandi, aku membereskan tempat tidur hingga rapi. Mengambil odol dan sikat gigi, bercermin dan tersenyum untuk menyemangati diri. Menyalakan shower dan menikmati air yang membersihkan tubuh dari kepala sampai kaki.
Tetesan-tetesan air menitik dari rambut. Sebelum sempat mengeringkannya, kusempatkan diri untuk menuju jendela kamar dan mengintip lewat kabut. Dia ada di sana, berada di tempat tidur dan masih berselimut. Aku menunggu sambil memperhatikan wajahnya yang merengut. Dia menguap dan sesekali membenahi rambutnya yang kusut.
Dia bangun dan pergi ke kamar mandi. Aku masih menunggu di ambang jendela sampai dia keluar lagi. Wajahnya bersinar dan rambutnya tergerai rapi. Aku berlari menuju pintu kamar, membukanya dengan tarikan keras, dan menuruni tangga dengan semangat berapi-api.
Tepat ketika aku sudah berada di luar, dia juga sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tatapannya beralih padaku dan air mukanya berubah. Padahal aku bersikap biasa saja dan tidak bersalah. Cepat-cepat dia berlari, sementara dia belum melihat aku yang tersenyum ramah.
Aku mengikutinya dengan berjalan agak cepat. Dia menyadari itu sampai-sampai dia berjalan sambil melompat. Aku agak berlari, berusaha menyusulnya, agar tidak terlambat.
Ketika sampai di gerbang sekolah, dia menoleh padaku lagi, tapi wajahnya sudah agak lega. Aku bingung apa yang dipikirkannya sampai dia berbisik pada petugas keamanan sekolah yang sedang berjaga. Aku mundur perlahan, tersenyum pada sekuriti, dan menarik diri sejauh yang kubisa. Tidak apa-apa, sudah biasa.
Lima jam kemudian, dia pulang dan wajahnya terlihat senang. Aku maju sedikit dengan tenang. Langkah-langkahku menyebabkan dia berbalik ke arahku dan dia terlihat berang. Aku tersenyum, menyapanya dengan lantang. Dia berlari secepat mungkin sampai menghilang dari jarak pandang.
Aku berjalan dengan pelan menuju rumah. Tidak apa, sudah biasa, ini hal yang lumrah. Masih ada hari besok dan aku tidak akan menyerah.
Lagi pula, ini rutinitas.
.
(fin)
.
#NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar